Forum Tangkasnet - Hindari Juru Kunci Sama Berat dengan Kejar Juara

Forum Tangkasnet - Hindari Juru Kunci Sama Berat dengan Kejar Juara 

Rgobet.com adalah tangkas online dengan setelan versi darat terpercaya - NSH GMC Riau terancam pulang tanpa kemenangan dari Speedy NBL Indonesia Preseason Tournament 2012. Penampilan impresif Juliano Gandhi Sucipto menyelamatkan NSH dari ancaman juru kunci. Mantan pemain Pelita Jaya itu kini menjadi harapan baru NSH.

---

FANS Pelita Jaya Esia Jakarta tentu sangat ingat pertandingan melawan Satria Muda Britama di musim reguler NBL Indonesia 2011-2012 seri V di Jakarta pada 7 April lalu. Saat itu dua free throw forward Juliano Gandhi Sucipto pada detik terakhir memastikan kemenangan PJ 67-66 dalam laga dramatis itu.

Gandhi menjadi pahlawan kemenangan yang tak terduga. Sebab, dia hanya bermain saat pertandingan menyisakan 1 menit dan 47 detik.

Musim ini Gandhi tidak bersama PJ lagi. Dia hijrah ke tim papan bawah NSH GMC Riau. "Sebetulnya mau berhenti (pensiun), namun NSH menawari dan saya menerimanya," kata Gandhi kemarin (18/10).

Keberadaan Gandhi tentu tidak serta merta membuat NSH menjadi tim kuat di Speedy NBL Indonesia Preseason Tournament. Tim yang baru bergabung di NBL Indonesia musim lalu tersebut tetap menjadi lumbung skor bagi lawan-lawannya di grup A, selalu kalah telak tiga kali beruntun.

Namun, kemarin NSH bangkit, memberikan kejutan dengan memukul Pacific Caesar Surabaya dengan skor tipis 58-55. Kemenangan itu sangat berarti bagi skuad NSH. Sebab, Pacific memiliki skuad yang lebih baik. Apalagi, dalam pertandingan sebelumnya, Pek King Dhay dkk berhasil mengandaskan Bimasakti Nikko Steel Malang (14/10).

Aktor kemenangan NSH adalah Gandhi. Hampir seperti ketika menjadi pahlawan PJ, dua free throw pemain kelahiran Jakarta itu membuat NSH yang selalu tertinggal membalikkan kedudukan 56-55 saat pertandingan kurang 50 detik lagi.

Rebound Gandhi pada detik-detik terakhir membuat Pacific gagal menyalip. Akhirnya, point guard Imanudin Husnuzan memastikan kemenangan NSH, juga dengan dua free throw, di ujung pertandingan. Bermain lebih dari 35 menit, Gandhi menjadi pemain terbaik NSH dengan 25 poin dan lima rebound.

"Saya ingin membantu tim ini sebab mayoritas pemain masih muda. Kalau bisa, saya ingin menjadi mentor bagi mereka," ucap pemain 30 tahun tersebut. "Melawan Pacific kami sudah bertekad untuk menang. Saya kira kekuatan kami seimbang meski kami sering diremehkan," tegasnya.

Bermain di tim papan bawah seperti NSH memang menjadi pengalaman pertama Gandhi. Sebab, selama berkarir dia selalu berlaga untuk tim besar. Karir pertama Gandhi dimulai di Panasia Bandung pada 2000. Ketika Panasia berganti nama menjadi Garuda, Gandhi masih berada di sana hingga 2005.

Setelah itu, Gandhi bermain untuk Kalila Jakarta yang lantas berganti nama menjadi Pelita Jaya Esia Jakarta. Kebersamaan tersebut berlangsung sampai akhir tahun lalu.

Bagi Gandhi, tentu ada perbedaan besar bermain untuk NSH dengan tim-tim sebelumnya. Terutama soal mentalitas dan keinginan untuk menang. Karena itulah, Gandhi ingin membagi energi positif dan mental tak mau kalahnya kepada para pemain NSH.

Menurut dia, mengajak para pemain NSH menghindari juru kunci tidak kalah menantang dibandingkan saat dia mengejar juara bersama tim besar.

"Saya ingin pemain junior di tim ini bisa menggantikan pemain-pemain seniornya. Namun, itu tidak mudah. Butuh kerja keras untuk mewujudkan hal tersebut," tegasnya.

Yusuf Arlan Ruslim, manajer NSH, mengatakan, keputusan merekrut Gandhi merupakan langkah tepat. Meski awalnya ingin pensiun, Arlan membujuk Gandhi untuk bergabung bersama timnya. Arlan mengatakan, dirinya mengontrak Gandhi dua tahun. Namun, berapa nilai kontraknya, Arlan enggan membagi informasi."Tidak etislah kalau dibicarakan. Terpenting adalah Gandhi mau karena kami mengatakan kepadanya untuk menjadi leader tim ini. Dia bisa menjadi pemimpin bagi pemain kami yang hampir semuanya muda-muda banget," tandas Arlan. (*/c2/ang)